Mengapa Aqiqah Disunnahkan pada Hari ke-7 Kelahiran Bayi?

Mengapa Aqiqah Disunnahkan pada Hari ke-7 Kelahiran Bayi?

Pendahuluan

Aqiqah adalah salah satu sunnah muakkadah dalam Islam yang dilaksanakan sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak. Waktu pelaksanaan yang paling utama adalah pada hari ke-7 setelah bayi lahir, sesuai dengan anjuran Rasulullah ﷺ.

Dalil Pelaksanaan Aqiqah

Rasulullah ﷺ bersabda: “Seorang anak tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan baginya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan lainnya).

Hikmah pada Hari ke-7

  • Waktu yang ideal: pada hari ke-7 bayi sudah lebih kuat dan keluarga sudah lebih siap.
  • Simbol penyambutan: aqiqah menjadi tanda syukur atas hadirnya anggota keluarga baru.
  • Kemudahan mengingat: hari ke-7 mudah diingat dan menjadi tradisi sunnah yang dijaga umat Islam.

Bolehkah di Luar Hari ke-7?

Jika tidak mampu pada hari ke-7, aqiqah boleh dilaksanakan pada hari ke-14, ke-21, atau waktu lain sesuai kemampuan. Islam memberikan kelonggaran bagi umatnya.

Layanan Aqiqah Al Baqi

Aqiqah Al Baqi siap membantu pelaksanaan aqiqah sesuai sunnah dengan pelayanan amanah dan profesional, serta memastikan distribusi daging sampai ke kaum dhuafa.

Alamat & Pemesanan

🏠 Komplek Rumah Tahfidz Zabisa, Putra Manding, Temanggung, Jawa Tengah
📱 WhatsApp: 0812-3550-0872
🌐 Website: https://temanggungaqiqah.id

Kesimpulan

Melaksanakan aqiqah pada hari ke-7 merupakan sunnah yang sangat dianjurkan. Namun bila belum mampu, tetap diperbolehkan pada waktu lain. Jangan tunda untuk menunaikan sunnah mulia ini bersama Aqiqah Al Baqi agar aqiqah keluarga lebih mudah, amanah, dan penuh berkah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *